Sesatkah Jemaah Tabligh ?


Surat Abdul Aziz :

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dan kepada-Nyalah kita memohon pertolongan dalam urusan-urusan dunia dan agama.
Yang mulia syaikh Abdul-Aziz bin Abdullah bin Baz, Ketua Umum Lembaga Penyelidikan ilmiah, Fatwa, Dakwah, dan Pertimbangan, semoga Allah meneguhkannya dalam kehidupan dunia dan akhirat dan menjadikannya sebagai penolong kebenaran.
Assalamu’alaikum wr. wb
Amma ba’du. Sungguh, kemi telah membaca surat dari pendahuku tuan, yakni Syaikh Ibrahim bin Ibrahim, keluarga Syaikh mufti Ad-Diyar As-Su’udi, semoga Allah mencurahkan rahmat ke atasnya dan melapangkan surga untuknya, yang di tujukan kepada para ulama di belahan Timur dan di barat serta oleh pimpinan Jamaah Tabligh di Madinah serta sejumlah orang yang di pesan agar mendampingi dan membantunya dengan baik. Dalam surat tersebut Syaikh Mufti Ad-Diyar As-Su’udi menyebutkan bahwa tujuan Jamaah Tabligh adalah memberikan nasihat dan keterangn-keterangan di masjid-masjid, mendorong untuk mengamalkan Al-Quran dan Hadits, memberikan peringatan keras agar menjauhi bid’ah dan khurafat seperti memnyembah kubur, meminta kepada orang-orang yang telah mati, maupun bid’ah dan kemungkaran lainya. Kemudian beliau berkata,”Saya menulis hal yang demikian mengenai mereka, tidak lain supaya mereka mendapatkan bantuan dari saudara-saudara mereka dengan mempersilakan mereka untuk menjalankan kerja-kerja tersebut seraya memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada mereka agar meluruskan niat dan berkata benar, selamat dari kebengkokan, serta memberikan manfaat kepada bayan dan ceramah mereka. Sesungguhnya Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Di samping itu kami juga banyak membaca surat-surat tuan sendiri, semoga Allah memberikan pahala kepada tuan yang dalam surat tersebut tuan sangat mendukung kegiatan jamaah tersebut, memuji keutamaan, pengorbanan, dan kesabaran mereka dalam usaha dakwah ilallah, semata-mata mengharapkan keridhaan Allah swt.. karena pengorbanan merekalah maka banyak orang yang tersesat kembali mendapatkan petunjuk dan banyak orang kafir yang masuk Islam, yang selanjutnya timbul pula semangat untuk keluar bersama mereka dalam rangka dakwah ilallah dengan hikmah dan nasihat yang baik. Apalagi di kalangan mahasiswa, mereka sangat banyak yang ambil bagian karena mendapatkan kebaikan yang hanya dapat di ketahui oleh Allah swt..
Selanjutnya, kami juga membaca beberapa surat dari pihak pemerintah yang isinya mendukung mereka, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah berusaha memberikan bantuan. Pertama adalah surat dari yang mulia Raja Abdul –Aziz, semoga Allah memberikan kenikmatan di tempat peristirahatannya. Kemudian, surat yang di tujukan kepada tuan yang mulia Raja Fahd, semoga Allah senantiasa melindunginya. Dalam surat tersebut beliau berkata tentang Jamaah Tabligh sebagai berikut, “Sesunggugnya, Jamaah Tabligh tidak mempunyai tujuan politik maupun kebendaan. Tujuannya hanya semata-mata memperbaiki diri di jalan Allah, mangajak manusia kepada Allah dengan penuh bijaksana dan nasihat yang baik. Banyak di antara mereka yang telah pergi ke seluruh dunia untuk mengajak manusia kepada Allah. Kemudian, mereka meminta kepada setiap orang agar menyiapkan dirinya sebagai da’inya Allah swt..”
Dalam suratnya tersebut, yang mulia Raja Fahd menghimbau agar mereka memberikan pertolongan kepada mereka sebagaimana yang kami dapati dalam surat-surat dari banyak ulama besar maupun dari kalangan dosen universitas, baik di Madinah, bahkan di dalam maupun di luar kerajaan Saudi. Dalam surat tersebut mereka memuji Jamaah Tabligh, terutama terhadap berbagai pengaruh positif yang muncul di mana-mana karena dengan kerja Tabligh tersebut, bahakan banyak orang yang kemudian mengikutinya, baik ketika mereka menjalankan kerja di tempat tinggalnya maupun ketika mereka bepergian(keluar di jalan Allah). Sebagian kalangan yang saling berbeda paham, bahkan juga mengakui kelebihan Jamaah Tabligh dan pengaruhnya terhadap ahli khurafat sehingga berkat usaha mereka, Allah swt. menunjuki mereka jalan yang lurus. Sehingga Muhammad Aslam, semoga Allah mengampuni kita dan dia, dalam suratnya yang terkenal mengakui kebaikan Jamaah Tabligh. Dia berkata bahwa dia tidak mengetahui Islam melainkan dengan cara yang di gunakan oleh Jamaah Tabligh.
Namun, pada akhir-akhir ini, setan dan hawa nafsu telah mempermainkan sebagian orang di Madinah, semoga allah memberikan petunjuk kepada mereka yang sangat membenci Jamaah Tabligh. Bahkan, mereka mengerahkantenaga dan waktunya untuk menyerang, mencaci-maki, menimbulkan kecurigaan, bahkan dengan enaknya mereka mendatangi pemuda-pemuda yang berkat usaha Jamaah Tabligh telah berubah rajin menjaga shalat lima waktu dan mengamalkan sunnah, lalu berkata kepada mereka, “Apabila kamu tetap seperti keadaanmu dahulu, yakni hidup dalam kelalaian dan kemaksiyatan, itu lebih baik daripada kamu terpengaruh oleh Jamaah Tabligh. Tentu saja, sebagian mereka ada yang menjadi nakal kembali. Na’udzubillah.
Bahkan, mereka juga menyebarkan desas-desus bahwa tuan yang mulia telah menarik kembali pendapat tuan mengenai Jamaah Tabligh manakala mereka telah menyampaikan keburukan Jamaah tersebut kepada tuan. Namun, kami tidak percaya mengenai hal tersebut kepada tuan. Kami telah banyak membaca atau mendengar dari tulisan tuan sebelum ini, yang tentunya berdasarkan pada pengamatan yang mendalam serta keinginan untuk mencapai kebaikan dan menghindarkan bahaya. Oleh karena itu, kami tidak menerima apa yang mereka sandarkan kepada tuan. Maka, dalam kesempatan ini kami mohon penjelasan kepada Tuan yang mulia mengenai sikap mereka agar umat tidak menjadi bingung. Semoga Allah swt. meneguhkan tuan untuk menghentikan fitnah ini. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Atas nama murid-murid tuan di Madinah
Ibrahim bin Abdur-Rahman Al-Hussain
SURAT BALASAN
Wa’alaikumus-salam wr. wb.
Amma ba’d. Saya beritahukan kepadamu bahwa pada saat ini saya tetap berada pada pendapat saya semula mengenai Jamaah Tabligh sebagaimana yang telah saya tiulis dalam buku-buku maupun surat-surat, baik dahulu maupun sekarang. Demikian pula, apa yang telah di tulis oleh pendahulu saya, syaikh Muhammad bin Ibrahim, keluarga Asy-Syaikh, emoga Allah mensucikan ruhnya dan menerangi kuburnya, ataupun yang telah di tulis oleh para ulama lain yang telah di kuatkan oleh yang mulia Paduka Raja Abdul-Aziz, semoga Allah merahmatinya, dan Paduka Raja Fahd, semoga Allah melimpahkan taufik kepadanya. Karena melalui Jamaah Tabligh, Allah telah memberikan manfaat yang amat banyak dan menurunkan hidayah kepada menusia. Yang seharusnya kita perbat adalah berterimakasih kepada mereka atas usaha dan perjuangannya. Hal yang demikian termasuk tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta saling menasihati sesama kaum muslimin. Hanya saja, saya nasihatkan kepada mereka dan seluruh umat Islam(terutama kaum muda) agar tidak bepergian ke negeri kafir, kecuali bagi orang yang mempunyai ilmu dan bashirah. Karena hal itu akan sangat berbahaya bagi orang yangtidak mengetahui syariat Islam dan dasar aqidah yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. Dan di ikuti oleh para sahabatnya.
Adapun mengenai pertanyaan mereka bahwa saya mencabut pendapat saya mengenai Jamaah Tabligh, itu pernyataan dusta. Bahkan, saya menasihati mereka agar menghentikan ulah tersebut dan saya menganjurkan mereka agar menghadiri pertemuan Jamaah Tabligh dan ikut keluar bersama mereka supaya memperoleh banyak menfaat. Kemudian, saya meminta kepada mereka agar berhati-hati dalam memberikan pendapat dan agar berpandangan jauh ke depan. Saya juga mengingatkan kepada mereka bahwa sikap penolakan mereka itu akan berakibat buruk di dunia dan akhirat, karena itu hanyalah tipu daya syaitan. Semoga Allah menyelamatkan kita dari orang-orang yang hendak memalingkan manusia dari seruan agama serta menyibukkan manusia dengan hal-hal yang merusak hati dan banyak bicara.
Ini adalah agama Allah. Kita memohon kepada Allah agar memperlihatkan kebenaran kepada kita dan menetapkan kita di atas kebenaran tersebut, kemudian menampakkan kebatilan kepada kita, dan menjauhkan kita darinya. Sesungguhnya Dia Maha Penolong dan Maha Kuasa atas semua itu.
Semoga Allah melimpahkan rahnatnya ka atas hamba dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat. Amiin.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Ketua Umum
Lembaga Penyelidikan Ilmiah, Fatwa,
Dakwah, dan Pertimbangan
Abdul-Aziz bin Abdullah bin Baz
Taken of:
Maulana Muhammad Ilyas Rah.A
Di antara Pengikut dan Penentangnya
Di terjemahkan dari buku
Maulana Muhammad Ilyas Bayna al Muayyidin
Wal Muta’arridlin
Karangan Dr.Abdul Khaliq Pirzada
Penerjemah: Ustadz Masrokhann Ahmad
Di terbitkan oleh penerbit Ash-Shaff
Jl. Timoho No. 124 Yogyakarta 55221
Telp./Fax.(0274)548144
Dalam buku tersebut Dr.Abdul Khaliq Pirzada juga berkata :
Sesungguhnya, keluar untuk memperbaiki diri seperti halnya dengan keluar untuk menuntut ilmu dan mencari hidayah. Bahkan, sama dengan mengajak manusia agar taat kepada Tuhannya atau mengajarkan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat. Semuanya itu di namakan keluar di jalan Allah swt. Jika di dasari dengan niat yang ikhlas semata-mata mengharap keridhaan Allah swt., bersih dari tujuan harta dan kedudukan, atau bertujuan sekadar bermain-main. Adalah suatu kebodohan mengingkari Jamaah Tabligh yang keluar di jalan Allah untuk mengajak dan mengajar manusia kepada agama di samping juda memperbaiki dan melatih diri mereka. Padahal, Rasulullah saw. Telah bersabda,
“Sungguh, sepetang atau sepagi di jalan Allah adalah lebih baik dari pada dunia seisinya.”(HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadist lain, beliau saw. Juga bersabda, “Barangsiapa datang di masjid ini, tidak ada tujuan lain kecuali untuk belajar atau mengajarkan kebaikan, maka dia seperti pejuang di jalan Allah.” Masih banyak hadist-hadist lainya yang serupa dengan hadist tersebut. Jadi, mengapa Jamaah Tabligh yang keluar di jalan Allah di katakana bid’ah? Apakah mereka lupa bahwa Rasulullah saw. Sendiri pernah mengrim tujuh puluh orang qurra juga mengirimkan Mu’adz dan Abu Musa Al-Asy’ari ke Yaman. Beliau saw. Berpesan lepada keduanya, “hendaklah kalian memberi kabar gembira, jangan menakut-nakuti. Hendaklah kalian mempermudah jangan mempersulit. Dan hendaklah kalian saling membantu, jangan saling berselisih.” Bahkan Rasulullah saw. Juga mengirimkan Ali bin Abi Thalib dan Khalid bin Sa’id bin Al-Ash r.a. bersama jamaah untuk berdakwah dan mengajarkan agama kepada manusia.
Adapun jamaah tabligh yang membatasi waktu ketika keluar, itu hanyalah seperti aturan belajar di sekolah atau perguruan tunggi saja supaya dapat di ketahui kapan waktu pergi dan kapan waktu berada di rumah guna mempersiapkan bekal dan sebagainya. Apakah pembatasan waktu untuk kemaslahatan dakwah seperti dapat di katakan bid’ah? Nampaknya benar juga kata pepatah, “Pandangan pecinta menghalangi aib. Tetapi, bagi orang yang benci, yang nampak hanyal;ah keburukan.” Wahai saudaraku, apakah yang menyebabkan saudara membenci hamba-hamba yang senantiasa memohon ridho dari Tuhannya dan memohon keridhaan untuk saudara-saudaranya. Apakah yang menyebabkan kebencian terhadap orang yang memperbaiki diri serta selalu berkata dan berbuat baik?”
*******************
Dalam buku yang berjudul “meluruskan kesalahpahaman terhadap jaulah(jamaah tabligh)” yang di tulis oleh Mulwi Ahmad Harun Al Rosyid, di sebutkan hasil yang Allah berikan atas usaha ini sebagai berikut
Hasil yang Allah berikan
Di Afrika
Menjelang di cetaknya buku ini, satu jamaah dari Saudi datang ke Temboro. Salah satu anggota jamaah dari Saudi datang ke Temboro. Salah satu anggota jamaah, Ahmad Abdur Rahman dari ‘Aziziyyah Makkah, menceritakan pengalamanya keluar 40 hari ke Afrika tengah tujuh tahun yang lalu kepada penulis.
Satu jamaah berjumlah enam orang dari Makkah bergerak di Afrika Tengah selama satu bulan. Untuk beberapa hari jamaah mengadakan program di kawasan sekitar hutan rimba Bagandu yang membentang di Kamerun, Ethiopia, Kongo, dan Afrika Tengah. Di hutan itu berdiam satu komonitas orang-orang suku Hottentot. Paling tinggi tubuh mereka kurang lebih hanya satu meter. Mereka yang tinggal di wilayah Afrika tengah mencapai 100.00 jiwa. Semua masih hidup primitif. Tidak mengenal agama, tidak berpakaian, tidak ada rumah permanen, dan cara berdagangnya masih dengan system barter.
Di tempat masjid yang di tempati jamaah, terdapat pasar yang setiap pagi selalu di datangi oleh Hottentot untuk melakukan barter. Malam hari jamaah berdoa habis-habisan memohon hidayah untuk mereka. Paginya, aneh, tidak seorang Hottentot pun datang ke pasar. Setelah bermusyawarah dengan penduduk setempat, seorang yang biasa menjadi pemandu peneliti asing menawarkan diri untuk mengantarkan kami. Setelah di ketahui bahwa dia bukan muslim, salah seorang anggota jamaah berdakwah kepadanya dalam beberapa menit. Akhirnya dia pun masuk islam.
Beberapa orang dari jamaah pergi masuk ke dalam hutan liar di temani pemandu dan penerjemah. Dengan sedikit usaha pemandu, dalam waktu singkat terkumpul 25 orang laki-laki dan perempuan. Seorang dari jamaah menyampaikan kepentingan dan kenikmatan Islam kepada mereka dengan di Bantu dua penerjemah sekaligus. Jamaah menyampaikan kepentingan dan kenikmatan Islam dalam bahasa Arab yang di terjemahkan ke dalam bahasa Hottentot.
Setelah beberapa menit jamaah berbicara merekapun masuk Islam. Beberapa orang di bawa ke masjid untuk di ajari agama. Kemudian dua orang lagi menyusul jamaah ke masjid untuk masuk Islam. Setelah tiga hari di sana jamaah pindah ke masjid lain dengan di ikuti tiga orang dari suku Hottentot. Kami meghubungi seorang Kyai di sana supaya dakwah dan bimbingn agama kepada mereka di tindak lanjuti.
Selama sebulan tidak bisa di hitung berapa orang masul Islam. Hanya di dakwahi jamaah beberapa menit saja; polisi, pedagang, orang yang menunggu masjid, bahkan orang yang baru mandi di sungai langsung masuk Islam. Setelah jamaah pulang, bertepatan dengan musim haji pada tahun yang sama Kyai yang di beri tanggung jawab untuk membimbing agama kepada orang-orang Othentout itu dating ke makkah. Beliau menginformasikan sekarang sudah hampir dua ribu orang Othentout masuk Islam. Alhamdulillah
Di Eropa
Di Spanyol, jamaah yang pertama kali di kirim mencari orang keturunan Arab yang sudah banyak murtad. Di jumpai seorang Arab Kristen. Setelah di lacak ia masih keturunan Shahabat Umar bin Katab.ra. jamaah berkata kepadanya, “Harimau selalu beranak Harimau. Tidak bisa yang lain. Kamu keturunan Orang Islam, maka harus Islam.” Dia bersama keluarganyapun masuk Islam kembali.
Di Inggris, dengan usaha sederhana ini, Allah swt. Mewujudkan kurang lebih tigapuluh pondok pesantren salaf dan puluhan pesantren Al Quran. Di Prancis, sejak pertama kali dakwah tabligh di mulai (sekitar tahun 50-an) hingga sekarang telah berdiri tiga ribu masjid di sertai gelombang masuknya orang-orang kafir ke dalam agama Islam. Di Pakistan, penilis menemui seorang pemuda dari Moskow datang ke Pakistan bersama jamaah dengan niat akan menghafalkan Al Quran.
Di Amerika
Pada tahun 2000 Indonesia mengirim dua jamaah ke Amerika. Mesjid-mesjid yang mereka datangi di antaranya adalah bekas gereja kosong yang sudah di tinggalkan para pengikutnya (orang Kristen). Gereja kosong tersebut di beli oleh orang Islam, kemudian di jadikan masjid. Ketika dua jamaah bergerak di sana, hampir setiap hari menyaksikan orang-orang Amerika baik yang berkulit putih maupun kulit hitam masuk Islam.

*******************
Imam Al ghazali rah.a mengatakan dalam Ihya ‘Ulumudin:
“Dan wajib atas setiap ahli ilmu agam yang telah menylesaikan fardlu ‘ainnya dan ia memiliki waktu untuk fardlu kifayah untuk keluar kepada orang-orang tetangga kampungnya; para penduduk, orang-orang Arab, Kurdi dan lainnya, dan mengajari mereka agama dan fardlu-fardlu syari’at. Dan ia bawa sendiri perbekalan yang ia makan serta tidak makan makana mereka, sebab kebanyakan di dapat dari hasil merampas.
Setiap orang awam yang mengerti syarat-syarat shalat mesti mengajarkan pada orang lain. Bila tidak, dia mendapatkan bagian dosa. Telah di maklumi bahwa manusia tidak di lahirkan sebagai orang yang alim tentang syara’. Dan sesungguhnya yang wajib bertabligh adalah ahli ilmu. Maka siapa pun yang telah mempelajari satu masalah, ia termasuh ahli ilmu tentang masalah tersebut. Dan sungguh aku bersumpah, dosa ulama ahl iilmu lebih berat. Sebab kemampuan mereka dalam masalah (tabligh) ini lebih jelas dan lebih layak bila mereka yang melakukannya. Sebab, seandainya para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka semua, tentulah kehidupan akan kacau. Sedangkan mereka telah mengemban satu perkara yang mutlak di perlukan untuk kebaikan semua makhluq. Kapasitas dan pekerjaan seorang faqih adalah menyampaikan apa saja yang telah sampai padanya dari Rasulullah saw., sesungguhnya ulamalah pewaris para nabi as., dan tidak di benarkan seorang tinggal di rumahnya dan tidak keluar ke masjid, sedangkan ia mengetahui bahwa orang-orang tidak bisa shalat (dengan benar). Bahkan, bila ia telah mengetahui hal itu, wajib atasnya keluar untuk mengajar (mereka) dan mencegah (kemungkaran).” (Ihya ‘Ulumudin: Kitab Al Amr bil Ma’ruf wan Nahy’anil Munkar)
Berlandaskan pernyataan Imam Ghazali rah.a di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa usaha dakwah tabligh Maulana Ilyas rah.a bukan sesuatu yang baru. Beliau “hanya” menjabarkan apa yang telah di konsepkan oleh para ulama terdahulu dalam masyarakat luas. Secara bertahap dakwah tabligh mendorong ummat untuk mengamalkan apa yang telah lama di tulis oleh Imam Ghazali rah.a tersebut.
Secara realita masyarakat saat ini masih banyak sekali yang belum mengerti shalat, sedangkan sebagian orang telah lama mengetahuinya. Banyak sekali yang belum mengerti aturan muamalah, sedangkan sebagian orang sudah bertahun-tahun mempelajarinya. Bahkan tidak sedikit orang yang mengaku Islam tetapi belum lancar mengucapkan kalimat Thoyyibah.
Di kawasn Blitar selatan beberapa desa sudah bertahun-tahun tidak menjalankan shalat Id kerena tidak ada yang mampu berkhutbah dan menjadi imam. Di pinggiran wajak Malang satu kampong tidak pernah shalat jum’at selama bertahun-tahun. Di Tengger masih banyak orang yang tidak mengetahui syarat rukun shalat. Bahkan kadang-kadang ke masjid sambil menggendong anjing.
Masih banyak sekali kondisi saudara-saudara muslim yang sangat memperihatinkan. Bukan hanya di ujung-ujung Flores; Lombok, ataupun Irian Jaya (yang lebih parah lagi tentunnya), bahkan anggota keluarga,saudara, tetangga, langganan becak, langganan belanja, atau siapa saja di sekitar kita yang masih belum paham dan mengamalkan ajaran Islam.
Inilah PR yang harus kita cari jalan keluarnya. Bagaimana? Untuk inilah jamaah-jamaah di kirim. Namun, tanpa bimbingn para ulama usaha ini akan banyak menimbulkan masalah dan tanda Tanya.
Harapan penulis adalah para ulama yang mulia dan para santri bisa memberikan bimbingan, baik kepada jamaah yang sedangkeluar(khuruj) dari masjid ke masjid maupun yang melakukan kerja dakwah tabligh di kampong masing-masing.
Sayyid Abul Hasan Ali An Nadwi rah.a mengatakan, “selama tidak ada titik temu antara ulama dengan orang awam, maka gap (jurang pemisah) antara keduanya tidak akan terhapus. Akibatnya, Ulama sibuk membahas masalah yang sedang tidak di butuhkan ummat, dan ummat tidak paham apa yang sedang di bahas para Ulama”.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan