Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2012 akan segera
berganti, dan tahun 20103akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja,
kerana tahun baru Hijriyah telah terjadi beberapa minggu yang lalu. Bagi kita orang
Islam, ada apa dengan tahun baru Masehi?
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari
45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, dia
memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan
sejak abad ketujuh SM. Dalam menyusun kalendar baru ini, Julius Caesar dibantu
oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar
penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang
dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak
365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga
tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat
tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teori dapat
menghindari penyimpangan dalam kalendar baru ini. Tidak lama sebelum Caesar
terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, iaitu
Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti
Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Perayaan Tahun Baru
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai
salah satu hari suci umat Kristian. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama
menjadi tradisi sekular yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional
untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang
Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut
kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius
XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia
merayakannya pada tanggal tersebut.
Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di
beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang
tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah
malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju
pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur
mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap
sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara
Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling
memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun.
Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar
Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil
dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi
menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka
makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka
percaya tidak akan kekurangan makanan selama setahun penuh. Bagi orang Kristian
yang majoriti menghuni belahan benua Eropah, tahun baru masehi dikaitkan dengan
kelahiran Jesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristian sering
disebut agama Masehi. Masa sebelum Jesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi
(SM) dan sesudah Jesus lahir disebut tahun Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi
sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of
Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau
Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di
Amerika Syarikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada
tanggal 31 Disember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program
televisyen dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang
berkumpul. Pada saat loceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang
api diledakkan dan orang-orang meneriakkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan
Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Malaysia? Sama saja!
Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi,
tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam
yang hebat. Sementara beberapa minggu yang lalu, kita semua sudah melewati tahun
baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun
Tiada ulasan:
Catat Ulasan